Daya Tarik Wisata Desa Munduk
Desa Munduk telah menjadi desa wisata yang sudah cukup terkenal. Di tahun 2010, Desa Munduk bahkan pernah meraih predikat juara dua Desa Wisata tingkat nasional. Pariwisata di Desa ini dikembangkan sejak 1970an namun perkembangannya selalu dijaga agar tetap menyatu dengan alam dan budaya setempat. Hingga saat ini Desa Munduk masih sangat terjaga keasrian alam dan ciri khas budayanya. Desa wisata Munduk terletak jauh dari keramaian kota, di lengkapi dengan landsekap yang indah diantara perkebunan cengkeh, kopi dan sawah. Di pinggir jalan memasuki Desa Munduk dari Bedugul, tepatnya di depan Restoran Ngiring Ngewedang terdapat lokasi yang sangat ideal untuk menikmati pemandangan alam Desa Munduk. Lokasi ini biasa menjadi tempat wisatawan untuk singgah sekedar mengambil photo maupun untuk menikmati breakfast atau makan siang sambil menikmati pemandangan yang indah.
Photo di Ngiring Ngewedang Restoran (Putu Indah Rahmawati, 2014)
Beberapa aktivitas wisata yang bisa dilakukan di Desa Munduk antara lain:
- Trekking
Di Desa Munduk juga terdapat Air Terjun Melanting yang biasa menjadi jalur trekking wisatawan. Air terjun yang indah dan pemandangan alam yang asri menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung ke lokasi ini saat melewati Desa Munduk ataupun saat menginap di Desa Munduk. Aroma perkebunan cengkeh atau aroma cengkeh yang sedang dijemur membuat para wisatawan yang sedang trekking menjadi segar dan hangat. Tersedia beberapa alternatif jalur trekking yang di pandu oleh masyarakat setempat, misalnya short trekking, medium trekking dan long trekking. Short trekking biasanya hanya sampai di Air Terjun Melanting dan sekitarnya sedangkan long trekking bisa lebih dari 2 jam untuk mengunjungi air terjun melanting dan dilanjutkan dengan rice field terrace trekking. Pemesanan tour di Desa Munduk dapat dilakukan di Tourist Information Center (TIC) Desa Munduk atau bisa langsung di hotel atau homestay tempat menginap. Kerjasama antar pengelola akomodasi dan para pemandu wisata lokal sudah cukup baik sehingga wisatawan tidak udah bingung saat akan pemesanan paket tour.
- Coffee Processing
Atraksi yang ditawarkan adalah penjelasan mengenai cara pengolahan kopi Bali secara tradisional. Atraksi ini berasal dari budaya masyarakat desa Munduk, Banyuatis dan sekitarnya yang merupakan penghasil kopi Bali terbesar di Bali. Kopi yang diolah adalah biji kopi kering jenis arabika yang merupakan hasil panen dari perkebunan rakyat di desa Banyuatis dan Muduk dan sekitarnya. Pertama-tama biji yang dipetik dari pohon di keringkan. Setelah kering, biji kemudian dipilih untuk mencari biji kopi yang berkualitas. Biji kering pilihan tersebut kemudian diguling menggunakan penggulingan tradisional selama 90 menit menggunakan kayu bakar. Untuk mendapatkan hasil terbaik, kayu nya juga menggunakan kayu kopi. Kopi harus diguling secara perlahan dan terus menerus agar kopi matang secara merata dan tidak gosong. Setelah diguling kemudian ditumbuk menggunakan alat tradisional bernama “lesung” batu cekung untuk menumbuk biji kopi. Kayu penumbuknya bernama “e Luu”. Biji kopi ditumbuk sampai halus. Kemudian di saring menggunakan “sidi”. Hasilnya adalah kopi halus yang siap disajikan.
Atraksi wisata ini dapat dilihat secara regular setiap hari mulai jam 9 pagi di restoran ngiring ngewedang. Restoran ini terletak di Desa Munduk, tertata apik dipinggir jalan antara Desa Wanagiri dan Desa Munduk
Restoran Ngiring ngewedang ini terletak di kawasan yang sangat strategis yakni diapit oleh tiga obyek wisata yang terkenal yaitu Bedugul dengan Pura Ulun Danunya, Air Terjun Gitgit dan Lovina Beach. latar belakang gunung Lesong dengan ketinggian 1860 m, memagari kejernihan air danau sekaligus menciptakan keheningan yang sangat alami. Restoran ini tepat berada diatas lembah yang indah, dari tempat ini dapat melihat pedesaan, danau dan laut yang menciptakan pemandangan Bali utara yang fantastic, sebuah perpaduan unik pemandangan gunung dan laut yang terkenal dengan istilah Bali “ Nyegara Gunung”. Udara yang sejuk dengan warna-warni pohon dan bunga yang mekar plus aroma kopi bali yang nikmat menambah selera makan para wisatawan. Restoran ini sangat cocok untuk menikmati makan siang maupun cocok untuk tempat istirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke denpasar dari singaraja atau sebaliknya.
- Permainan tradisional megangsing di Desa Munduk
Magangsing berasal dari kata gangsing dan mendapat imbuhan ma (me) yang artinya bermain gangsing. Siapa pencipta gangsing permainan ini, dari mana asalnya atau dimana pertama kali diadakan adalah pertanyaan yang sampai saat ini belum ditemukan jawabannya. Orang-orang tertua sudah mendapatkan permainan ini begitu saja dalam masyarakatnya. Dahulu magangsing hanya sekedar hiburan dan pengisi waktu luang setelah panen. Namun, perkembangan teknologi tidak mengubah kebiasaan ini, masyarakat tetap menyukai magangsing bahkan bermunculan perkumpulan (sekehe) magangsing. Saat ini telah terbentuk 12 sekehe magangsing yaitu Bulakan, Pasut, Genitri, Belong, Padangkasur, Galihsari, Penyabangan, Asah Munduk, Cekok, Mangkalan, Tanah Mel dan Petaluh.
Bagi masyarakat Desa Munduk, magangsing memiliki berbagai manfaat antara lain sebagai simbol persahabatan dan sarana yang menyatukan pemain gangsing karena ada kebiasaan setelah bertanding gangsing, para pemain gangsing makan dengan uang yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh para pemain gangsing tersebut. Menurut masyarakat, belum pernah terjadi perkelahian kalah atau permainan yang curung dalam magangsing. Selain itu, bagi masyarakat Desa Munduk, magangsing juga berdampak positif dalam pembentukan watak generasi muda di Desa Munduk karena para remaja yang mudah terkena dampak negatif perkembangan era globalisasi, seperti narkoba dan minuman keras, magangsing menjadi alih perhatinnya. Bahkan magangsing mampu meredam situasi yang tegang dan panas karena Pemilu yang rawan konflik antar partai.
Para pelakunya umumnya laki-laki dari anak-anak hingga orang dewasa kerena memerlukan kemampuan gerak, lincah, cekatan, dan kekuatan. Permainan ini dapat diikuti oleh seluruh lapisan masyarakat.
Keunikan gangsing di Desa Munduk ini adalah bentuknya yang lebih besar daripada gangsing pada umumnya dengan garis lingkar 66cm.Bahkan ada yang memiliki garis lingkar 160 cm. Gangsing dibuat dari dari potongan batang kayu yang cukup kuat seprti pohon jeruk, kesambi, pasang dan celagi. Batang pohon yang berkualitas baik untuk dijadikan gangsing adalah yang serat kayunya rappat terutama pada bagian akar. Keunikan lain dari gangsing ini adalah ritual budaya dari proses pemilihan kayu, proses pembuatan Sampai pada waktu penyelenggaraan permainan ini tidak lepas dari pemilihan hari baik menurut kalender Bali.
Proses pembuatan gangsing mula-mula dibuat potongan dengan ukuran sesuai keinginan, kemudian baru dibentuk sehingga menjadi gangsing. Jenis gangsing yang digunakan dalam permainan ini adalah jenis gangsing gepeng (keper) dengan garis tengah lebih besar dari tingginya. Pada ujung bawah gangsing ditusuk paksi atau paku kecil yang sudah dihilangkan kepalanya, untuk menghindari ujung bawah tumpul dan gangsing dapat berputar lebih lama diatas tanah.
Peralatan lain dalam magangsing adalah tali yang terbuat dari serat pohon pisang yang masih muda dengan panjang 50 cm sampai 150 cm sesuai dengan fungsi dan kebiasaan pemain. Selain itu juga digunakan sodo yaitu alat yang terbuat dari papan tipis atau seng, berbentuk segi empat dan berisi tangki untuk memegang, dan berfungsi untuk memindahkan gangsing yang sedang berputar ke tempat yang lebih baik agar waktu berputarnya lebih lama. Perlengkapan lain adalah lapangan permainan di tanah dengan bentuk bujur sangkar. Permainan ini juga dapat dilakukan di lantai.
Untuk memainkannya, gangsing dibelit secara khusus lalu dilentakkan sehingga gangsing tersebut berputar sendiri diatas tanah. Semakin kuat menyentakkan gangsing yang sudah dibelit tali erat-erat sebelumnya maka semakin lama gangsing itu berputar. Disamping dimainkan secara perorangan, gangsing jika dipertandingkan secara kelompok. Sistem pertandingan terdiri atas dua, yaitu:
- Lengisan adalah pertandingan yang mengutamakan lamanya putaran. Agar gangsing berputar lebih lama digunakan sodo dan pada saat berputar pada bagian paksi diberi minyak. Gangsing yang berputar paling lama adalah pemenangnya.
- Lumbaran (Megebug) adalah pertandingan adu kekuatan dengan cara membenturkan gangsing, tetapi setelah gangsing dibenturkan lama putaran tetap menjadi faktor yang menentukan kemenangan.
Pertandingan magangsing di Desa Munduk menggunakan sistem lumbaran, pelaksanaannya dimulai dari penentuan aturan pemain yang dilakukan dengan lemparan secara bersamaan dari seluruh peserta. Bagi peserta yang gangsingnya berhenti berputar paling dahulu menjadi pelempar pertama atau yang diserang (pemelek). Sedangkan peserta yang berhenti berputar paling akhir secara langsung berhak menjadi pelempar atau penyerang (pengebug). Pertandingan dipimpin oleh seorang wasit.
Permainan dimulai saat wasit memberikan tanda kepada pemelek atau pelempar gangsing. Setelah pemelek melempar gangsingnya, segera lawannya menyerang (ngebug) gangsing pemelek dengan tujuan untuk menghentikan putaran gangsing pemelek. Jika kedua gangsing masih berputar, gangsing yang berhenti berputar lebih dahulu yaitu yang kalah. Jika pemelek yang menang akan terjadi pergantian posisi, pemelek menjadi pengebug dan sebaliknya. Tetapi jika pengebug yang menang, berarti pengebug mendapat nilai. Pertandingan ini memiliki peraturan yang telah disusun dan disepakati oleh seluruh sekeha dan memiliki sanksi yang tegas jika ada penganggaran. Para pemain menggunakan pakaian adat sederhana berupa kain kemben, selendangan, baju seragam sekeha, udenga. Satu sekeha terdiri atas maksimal 12 pemain dan tiga official. Tetapi yang bertanding hanya empat orang dari setiap sekeha.
Arena pertandingan masih sederhana berupa lapangan dari tanah yang telah diberi oli, lalu diratakan, beratapkan terpal dan disekelilingnya terdapat tempat duduk para penonton dari bambu. Arena pertandingan berbentuk bujur sangkar yang dibagai menjadi empat kotak. Setiap kotak terdiri atas satu pemelek dan satu penggebug. Berarti dalam setiap pertandingan ada delapan orang dengan posisi empat orang sebagai pemelek yang mewakili satu sekeha dan empat orang dari sekeha lawan menjadi penggebug.
Durasi pertandingan bersifat tentatif karena kemenangan ditentukan dengan perolehan nilai yaitu 10 poin. Jika dalam waktu satu jam belum ada sekeha yang memperoleh nilai 10, maka sekeha yang memperoleh nilai tertinggi dianggap sebagai pemenang. Setelah pertandingan selesai, wisatawan dapat belajar memainkan gangsing dari para pamain dan bertanding gangsing dengan sesama wisatawan maupun dengan para pemain gangsing. Wisatawan juga dapat melihat proses pembuatan gangsing yang letaknya tidak jauh dari lapangan pertandingan dan membeli gangsing di tempat tersebut.
Sebelum pertandingan, ada ritual yang memohon kelancaran pertandingan magangsing yang dipimpin oleh pemangku. Pertandingan dimulai dari mesut, bagi sekeha yang gangsingnya berputar paling lama manjadi penggebug. Pemelek harus melempar gangsingnya maksimal lima detik setelah dipanggil wasit. Waktu bagi penggebug adalah massimal tujuh detik setelah gangsing pemelek dilempar. Setelah semua gangsing dilempar, jika gangsing yang paling lama berputar milik penggebug akan menambah nilai, tetapi jika mili pemelek akan terjadi balik.
Penambahan nilai bagi penggebug juga akan terjadi jika gangsing pemelek saat dilempar tidak berputar (lamus) setelah dua kali dilempar, pemelek di kotak keempat lamus, bagian tubuh pemelek atau tali (sengaja atau tidak sengaja) mengenai gangsing penggebug, tali pemelek lepas dari pegangan, gangsing pemelek jatuh salah kotak, pemelek melempar gangsing dari luar arena.
Pergantian posisi (balik) terjadi jika tali penggebug terlepas, bagian tubuh penggebug atau tali (senganja atau tidak sengaja) mengenai gangsing lawan. Jika penggebug tidak dapat mengenai gangsing pemelek dan masih berputar dalam jarak maksimal satu meter, pertandingan diteruskan, tetapi jika lebih dari satu meter dianggap penganggaran dan terjadi balik. Gangsing pemelek yang berputar di luar keempat kotak sebelum dipukul dianggap lamus.
Waktu jeda setelah balik adalah dua menit. Waktu jeda setelah mencetak nilai adalah satu menit. Sehingga durasi pertandingan tidak dapat ditentukan karena tergantung dari cepat lambatnya satu sekeha mengumpulkan nilai tetapi tetap dengan batasan waktu maksimal satu jam.
Sanksi – sansi yang dikenakan bila terjadi pelanggaran sebagai berikut.
- Jika penyelenggara menemukan gangsing dengan ukuran, berat, dan bentuk paksi yang tidak sesuai dengan peraturan maka gangsing tersebut tidak boleh digunakan bertanding dan tidak boleh diganti.
- Jika ada protes dari salah satu sekeha terhadap gangsing lawannya yang dicurigai maka penyelenggara berhak langsung memeriksa gangsing tersebut. Jika terbukti ditemukan pelanggaran maka sekeha tersebut langsung dinyatakan kalah dengan skor 3-0.
- Sekeha harus datang 30 menit sebelum waktu pertandingan. Jika datang 15 menit sebelum waktu pertandingan maka sekeha tersebut dinyatakan kalah mesut dan jika datang 15 menit setelah waktu pertandingan maka sekeha tersebut dinyatakan kalah dengan skor 3-0
Pertandingan biasanya diadakan setiap hari minggu di musim panen kopi yaitu sekitar bulan Juli-Agustus. Tidak dikenakan biaya untuk menonton, hanya dikenakan biaya parkir Rp. 1000,-
- Cooking lesson
Atraksi wisata ini mengkombinasikan antara wisata alam dan wisata kuliner. Atraksi ini dimulai dengan mengajak wisatawan ke kebun untuk mencari bahan-bahan yang akan dimasak. Sepanjang perjalanan menuju ke kebun, wisatawan dijelaskan mengenai tanaman apa saja yang biasa dipakai untuk memasak makanan bali. Misalnya kunir, fungsinya apa saja selain untuk bumbu, ciri-ciri tanaman kunir, bagaimana menanam kunir dan selanjutnya bagaimana mencabut kunir. Setelah tamu mendapat semua bahan untuk dimasak kemudian mereka diajak untuk mengolah bahan tersebut di dalam dapur tradisional dengan menggunakan alat-alat tradisional misalnya ulekan, talenan, kukusan, dandang. Dimasak menggunakan tungku tanah liat dan kayu bakar. Berbagai masakan bisa pelajari disini termasuk kue –kue bali. Wisatawan akan mendapat pengetahuan dan skill baru dalam memilih bahan dari kebun sampai mengolah bahan menjadi masakan yang siap saji. Pemandu akan menggunakan bahasa inggris dan bahasa asing lainnya sesuai permintaan.
Wisatawan juga dapat mengikuti cooking lesson di hotel-hotel berikut ini:
Puri Lumbung Hotel
Desa Munduk. Phone + 62 362 92810 I Fax +62 362 92514 I Mobile +62 8123874042
Website: www.purilumbung.com
- Dancing Lesson
Dancing lesson adalah upaya melestarikan kesenian Bali dengan cara mengajak anak-anak dan generasi muda di Desa Munduk untuk latihan menari Bali secara reguler di hotel maupun di bali desa dengan mengundang wisatawan yang berminat untuk ikut latihan bersama. Dengan begitu akan ada interaksi dua arah yang menarik antara wisatawan dan anak-anak secara langsung. Anak-anak di Desa Munduk dan instrukturnya akan mengajarkan beberapa keterampilan dasar untuk menarikan tarian Bali. Beberapa tarian sederhana yang mungkin bisa ditirukan oleh wisatawan akan diajarkan dan jika waktu memungkinkan akan dipentaskan di hotel.
Daya Tarik Air Terjun Melanting
Air Terjun Melanting terletak di Desa Munduk, yaitu sekitar 40 Km dari kota Singaraja atau 70 Km dari Kota Denpasar. Dari Kota Singaraja bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi sekitar 45 menit -1 jam. Meskipun jaraknya tidak terlalu jauh tetap jalan yang berkelok-kelok menyebabkan waktu tempuh menuju lokasi menjadi lebih panjang. Dari Kota Denpasar dapat di tempuh sekitar 2 jam. Jarak dari lokasi parkir ke air terjun Melanting kurang lebih 500m.
Air yang jernih, bersih dan debit airnya selalu besar sepanjang tahun membuat air terjun Melanting selalu ramai dikunjungi wisatawan. Terletak di antara hutan dan perkebunan rakyat, suasana yang sepi, sejuk dan damai membuat wisatawan betah berlama-lama di lokasi ini. Sepanjang perjalanan aroma perkebunan cengkeh milik masyarakat sekitar membuat wisatawan turut merasakan kehangatan bunga cengkeh tersebut. Untuk masuk ke Air Terjun Melanting dikenakan tiket masuk dengan harga Rp. 5000 untuk dewasa dan Rp. 2000 untuk anak-anak (harga tahun 2014). Menurut masyarakat setempat, biasanya trekking ke Air Terjun Melanting digabung dengan rice field trekking dan biasanya di antar oleh guide local di Desa Munduk dan sekitarnya. Perjalanan wisata ke Air Terjun Melanting tidaklah lengkap apabila tidak mengunjungi lokasi dan atraksi menarik lainnya yang juga terletak di Desa Munduk.
Di photo tampak wisatawan lokal dan asing sibuk mengabadikan keindahan alam dari Air Terjun Melanting. Terkadang wisatawan bermain dan bercanda di bawah deburan air terjun. Bahkan beberapa wisatawan berenang di bawah air terjun ini.
Daya Tarik Danau Tamblingan
Danau Tamblingan dapat dicapai melalui pertigaan ke arah Desa Munduk, Desa Gobleg dan tembus di kawasan Lovina, sepanjang jalan menyajikan suatu pemandangan danau Tamblingan secara utuh. Tidak jauh dari Danau Tamblingan terdapat danau Buyan. Karena letaknya yang berdampingan sering juga disebut sebagai danau kembar. Dari segi wilayah, Danau Buyan terletak di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada dan Danau Tamblingan terletak di Desa Munduk Kecamatan Banjar.
Untuk mencapai lokasi ini dapat menggunakan kendaraan umum (minibus) jurusan Denpasar – Singaraja, dari terminal Ubung Denpasar, kemudian turun di Candikuning/Bedugul. Dengan jarak kurang lebih 60 km, dengan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam perjalanan. Dapat pula ditempuh dari Singaraja, dengan jarak kurang lebih 36 km dan waktu tempuh kurang lebih 50 menit, dengan menggunakan kendaraan umum (minibus) jurusan Singaraja – Denpasar.
Keaslian alam dikedua danau ini masih sangat dirasakan misalnya dengan tidak adanya penggunaan perahu bermotor di kedua danau ini. Trekking di hutan yang masih asli dengan latar belakang danau dan gunung sangat menantang kemudian dilanjutkan dengan canoing di danau tamblingan. Kemudian pada saat trekking, tamu di harapkan memakai selendang pada w aktu memasuki areal suci atau pura.
Trekking dan canoing dapat dinikmati di Danau Tamblingan, dikelola oleh kelompok guide lokal bernama Bangkit Bersama yang bersekertariat di di desa Munduk, dusun Tamblingan, kecamatan Banjar, Kabupaten buleleng. Wisatawan dapat menikmati trekking dan canoing dengan harga yang terjangkau. Canoe yang di gunakan yaitu canoe tradisional agar tidak merusak ekosistem yang ada di danau tamblingan. Konsep yang dipakai adalah konsep ecotourism yaitu pariwisata yang menikmati keindahan alam tanpa merusak ekosistem. Trekking dan Canoing dapat dilakukan antara jam 09.00 sampai dengan jam 16.00. Selain itu, kedua danau ini memiliki daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan yang menyukai bird-watching, camping, dan fishing.
Atraksi wisata alam danau Tamblingan dapat dinikmati dengan kano.
Daya Tarik Perkebunan Anggur Dencarik
Desa Dencarik adalah pusat perkebunan anggur Bali. Disepanjang jalan dari Lovina menuju ke Air Panas banjar akan banyak ditemui perkebunan rakyat anggur Bali dengan warna hitam yang segar. Pada saat musim panen, akan banyak ditemui masyarakat lokal membawa keranjang penuh anggur bali untuk di jual kepada pedagang besar. Bagi wisatawan yang berminat membeli dapat membeli pada pedagang yang berderet di penggir jalan. Harga yang ditawarkan berubah ubah tergantung musim. Perkebunan anggur rakyat Dencarik saat ini mengalami penurunan dari segi produksi karena beberapa kali petani mengalami gagal panen. Menurut informasi petani anggur setempat, perubahan iklim menyebabkan curah hujan tidak menentu dan pohon anggur tidak berproduksi secara maksimal.
Karena jarak yang tidak terlalu jauh dari kawasan Lovina membuat banyak wisatawan datang berkunjung dengan sepeda gayung. Dengan bersepeda, wisatawan dapat menyaksikan pemandangan desa yang unik, perpaduan antara pemandangan pantai dan pegunungan, perkebunan rakyat anggur Bali serta suasana pedesaan yang masih tradisional. Sambil bersepeda, wisatawan dapat menyaksikan kegiatan masyarakat desa, menyaksikan aktifitas di pasar tradisional dan aktifitas budaya setempat. Pada hari-hari tertentu misalnya hari raya galungan, hari kemerdekaan dan hari ulang tahun kota Singaraja banyak terdapat lomba antar kecamatan yang cukup unik bagi wisatawan, misalnya lomba membuat penjor.